LENSA BOLSEL - Indonesia masih mengandalkan Ukraina sebagai pemasok gandum. Harga gandum saat ini naik 15 persen dalam beberapa bulan terakhir yang diakibatkan dari konflik Rusia-Ukraina.
Dinamika global tampaknya akan berkepanjangan, tak hanya karena konflik Rusiai-Ukraina yang ujungnya belum dapat diperkirakan, melainkan juga karena factor ketegangan Tiongkok-Taiwan dan Amerika Serikat.
Dalam beberapa pekan terakhir, Pemerintah Indonesia pun mewaspadai ketidakpastian global pada masa sekarang.
Baca Juga: LPM Dibredel, Pimred: Pembredelan Lintas Merampas Hak Belajar Kami
Himbauan Jokowi (Presiden Indonesia) agar masyarakat yang mengkonsumsi roti dan mie instan untuk siap akan kenaikan harga pada komoditas pangan seperti gandum.
Jokowi sempat menanyakan langsung ke Presiden Ukraina dan Presiden Rusia tentang ketersediaan gandum Ketika berkunjung pada kedua negara tersebut pekan lalu.
"Presiden Zelensky bilang 22 juta ton Stok yang tidak dijual. Kemudian ada panen baru ini, 55 juta ton. Itu artinya stoknya sudah 77 juta ton," sambung Jokowi.
Baca Juga: Indonesia Menjadi Salah Satu Negara dengan Perusahan Startup Terbanyak
Sementara ketersediaan gandum di Rusia, Kepala Negara tersebut menyebutkan ada 137 juta ton stok gandum. "Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin, ada stok 137 juta ton" pungkasnya.
Artikel Rekomendasi