Sekilas Tentang Empty Sella Syndrome, Merupakan Penyakit Langka

- 24 Juli 2022, 16:11 WIB
Ilustrasi - Empty sella syndrome merupakan penyakit langka yang menyerang otak.
Ilustrasi - Empty sella syndrome merupakan penyakit langka yang menyerang otak. /PEXELS/Anna Shvets

LENSA BOLSEL - Empty sella syndrome merupakan penyakit langka yang menyerang otak. Empty sella syndrome (ESS) adalah masalah kesehatan langka yang terjadi pada sella tursika, yaitu struktur tulang yang terletak di bagian dasar tulang tengkorak dan berfungsi untuk melindungi kelenjar pituitari.

Sejumlah peneliti meyakini empty sella syndrome bisa disebabkan oleh cacatnya diafragma sellae.

Berdasarkan National Organization for Rare Disorders, diafragma sellae adalah lapisan terluar membran yang melapisi otak serta sumsum tulang belakang. Diafragma sellae juga menutupi sella tursika.

Baca Juga: Bayern Kalah Tipis 0-1 dari City, Laga Sempat Dihentikan

Cacat lahir menyebabkan diafragma sellae mudah bocor sehingga cairan serebrospinal bisa masuk ke dalam sella tursika. Cairan serebrospinal adalah cairan yang mengalir dalam ventrikel dan batang otak, serta di sekitar saraf tulang belakang.

Belum diketahui secara pasti penyebab empty sella syndrome. Kondisi ini kerap dikaitkan dengan cacat lahir yang menyebabkan adanya sobekan kecil pada lapisan pembungkus otak.

Kondisi ini akhirnya membuat cairan dalam otak atau serebrospinal bocor dan masuk ke dalam sella tursika, sehingga menyebabkan kelenjar pituitari menyusut dan tidak berfungsi secara normal.

Penderita Empty sella syndrome bisa saja merasakan gejala yang berbeda karena bergantung pada hormon apa yang dipengaruhi, gejala yang muncul biasanya kelelahan sepanjang waktu, sakit kepala kronis, penurunan kualitas penglihatan, mata kering, tekanan darah tinggi, penurunan gairah seksual, gangguan menstruasi pada Wanita, impotensi pada pria, inferfilitas, dan keluar chairan jernih pada hidung.

Baca Juga: Chikungunya, Rentan kepada Bayi dan Usia Lanjut.

Halaman:

Editor: Pratama Yudistira Lensun

Sumber: klikdokter.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini