Kemuliaan dan Keistimewaan Puasa Arafah untuk Umat Islam, Kenali Ciri Tobat Diterima

- 7 Juli 2022, 17:26 WIB
Ilustrasi jemaah wukuf
Ilustrasi jemaah wukuf /Pixabay/

LENSA BOLSEL - Puasa Arafah bertepatan dengan momentum Arafah saat jemaah haji menunaikan prosesi wukuf sebagai rangkaian puncak ibadah haji dan menjadi inti dari rukun haji.

Momentum ini umat Islam diminta Rasulullah SAW untuk menunaikan puasa Arafah.

Menurut tausyiah Ustadz Adi Hidayat di kanal YouTube-nya Adi Hidayat Official, puasa Arafah bisa menggugurkan dosa setahun berlalu dan bisa menjaga dari perbuatan dosa setahun yang akan datang.

Artinya, dalam konteks penunaian puasa Arafah, kita bukan sekadar diminta Rasulullah SAW menjaga puasa secara fisik (menjaga nafsu), lebih dari pada itu, karena puasa ini dengan izin Allah SWT dapat menggugurkan dosa setahun berlalu, karena itu cara mengisinya akan lebih baik jika diiringi dengan mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat.

Baca Juga: Niat Serta Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah di Bulan Dzulhijjah

Seperti orang wukuf di Arafah, mereka merenung, berkontemplasi merenungkan kesalahan, mengakui dosa-dosa, sehingga dengan pengakuan itu dan komitmen untuk meninggalkannya, akan merubah pribadi lebih baik setelah menunaikan ibadah haji.

Pun demikian, orang yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji, puasa Arafah (9 Djulhijjah) dijalani sebagaimana orang wukuf, yakni dengan merenungkan segala dosa yang diperbuat dan mencoba mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga diterima pertobatannya disisi Allah SWT.

Ciri orang yang diterima tobatnya, koreksi dirinya, diterima perubahan dirinya, yakni terjaganya ia dari perbuatan dosa setelah melaksanakan amalan (puasa Arafah) tersebut.***

Editor: Rahmat Putra Kadullah

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x