LENSA BOLSEL – Budaya minum kopi di Nusantara telah mengakar sejak ratusan tahun lalu, cara peracikan kopi bisa berbeda di tiap daerah.
Rasa kopi selalu relatif, tergantung siapa yang meracik dan siap yang meminumnya, itulah mengapa kopi selalu punya cerita untuk dituliskan.
Teuku Umar, Pahlawan Nasional dari Aceh terkenal dengan kata-kata terakhirnya yang menyentil minum kopi.
Baca Juga: Seluma Bengkulu diguncang Gempa Magnitudo 5,1, Tidak Berpotensi Tsunami
“Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keudee Meulaboh atawa ulon akan syahid.” Yang artinya dalam bahasa Indonesia “Besok pagi kita minum kopi di Meulaboh atau akan mati syahid”.
Kata-kata ini diucapkan Teuku Umar sebelum dirinya tertembak dipagi hari saat akan menyerang Pasukan Marsose Belanda.
Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia, Aceh terkenal dengan Kopi Gayo, namun bukan kopi gayo yang akan kita bicarakan melainkan “Kupi Khop.”
Baca Juga: Terkait Kasus Ujaran Kebencian Bernuansa SARA, Roy Suryo Terancam Enam Tahun Penjara
Di Aceh Barat ada budaya minum kopi unik, yaitu kopi terbalik atau biasa dikenal dengan sebutan kupi khop. Kupi khop ini berasal dari pesisir pantai Barat Aceh, tepatnya di Kota Meulaboh, tempat kelahiran pahlawan Teuku Umar.
Konon sejarah Kupi Khop ini, berasal dari para nelayan di daerah pesisir pantai barat yang membawakan kopinya untuk mencari ikan di laut.
Baca Juga: Kasus Brigadir J, Kadiv Humas Polri: Ferdy Sambo Belum Jadi Tersangka
Kemudian untuk menjaga agar kopi tetap terjaga kehangatannya, orang jaman dulu membalikkan gelas kopi tersebut.
Caranya menikmati kupi khop ini, cukup dengan menggunakan sedotan untuk menyeruputnya dari bawah. Inilah yang menjadi daya tarik dari kupi khop ini.
kupi khop kini sudah dijadikan Warisan Budaya Tak Benda atau intangible cultural heritage di Aceh.***