Dampak Stres, Apa Saja Akibatnya?

- 6 Agustus 2022, 13:13 WIB
Ilustrasi stres. Stres dapat terjadi karena perubahan faktor lingkungan sekitar, perubahan atau pun tekanan yang terjadi.
Ilustrasi stres. Stres dapat terjadi karena perubahan faktor lingkungan sekitar, perubahan atau pun tekanan yang terjadi. /Lensa Bolsel/Pixabay/ geralt

LENSA BOLSEL - Ketika stres tidak dikelola dengan baik, akibatnya akan banyak merugikan kesehatan tubuh. Hal-hal kecil pun bisa menjadi potensi penyebab stres.

Stres juga dapat terjadi karena perubahan faktor lingkungan sekitar, perubahan atau pun tekanan yang terjadi akan membuat tubuh bereaksi dan meresponya sebagai bentun dari upaya perlindungan tubuh.

Reaksi ini disebut dengan fight or flight, yaitu reaksi yang timbul ketika tubuh merasa terancam kemudian akan terjadi reaksi kimia yang memungkinkan tubuh melawan dan mencegah kemungkinan cedera.

Baca Juga: Dampak stres, Apa Saja Ciri-cirinya?

Berikut beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi akibat stres.

Penyakit Kardiovaskular
Dalam waktu yang singkat ketika mengalami stres, detak jantung akan menginkat serta pembuluh darah yang menuju ke otot besar dan jantung akan melebar. Ketika mengalami stres, kadar hormone kortisol dan adrenalin akan meningkat secara berkelanjutan. Akibatnya, dapat meningkatkan resiko terkena Hipertensi, serangan jantung, dan stroke.

Gangguan Muskuloskeletal
Pada kasusu tertentu, dampak stres bisa mengakibatkan gangguan muskuloskeletal yaitu gangguan fungsi logamen, saraf, tendon, otot, sendi, hingga tulang belakang. Kontraksi yang terjadi berkepanjangan juga dapat memicu sakit kepala dan migrain.

Gangguan Pernapasan
Stres berat berpotensi mengakibatkan sesak napas. Pernapasan menjadi lebih cepat sebagai bentuk upaya untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Seseorang yang mempunyai riwayat penyakit asma atau emfisema, dampak yang ditimbulkan bisa lebih parah. Selain itu, napas cepat atau hiperventilasi juga dapat menyebabkan serangan panik.

Gaungguan Sistem Saraf Pusat dan Endokrin
Sistem saraf pusat adalah yang paling bertanggung jawab dalam merespon stres, mulai dari pertama kali stres muncul sampai stres menghilang. Ketika tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin, hati akan menghasilkan lebih banyak gula dalam darah untuk menyediakan energi bagi tubuh. Bagi orang yang rentan terhadap diabetes tipe 2, gula darah ini tidak bisa diserap semua sehingga mengakibatkan kadar gula darah meningkat.

Halaman:

Editor: Pratama Yudistira Lensun

Sumber: Beragam Sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x