"Efeknya bisa bermacam-macam seperti polarisasi antara masing-masing pendukung paslon sampai terjadinya disintegrasi bangsa," jelas Yulianto.
Ia berharap media-media besar berjaringan seperti PRMN bisa mengonsolidasikan portal-portal online berbasis internet menjadi sebuah kekuatan media baru.
"Untuk menangkal pemberitaan negatif di media sosial," imbuhnya.
Baca Juga: Amankan Pendaftaran Partai Politik, Satu SSK Dikerahkan Polres Jakpus
Disisi lain, August Mellasz membahas generasi milenial yang merupakan salah satu pemilih dan aset terbesar dalam pemilu. Namun, ia melihat generasi milenial saat ini lebih banyak terbuai oleh informasi di media sosial yang tidak konstruktif.
Sementara generasi milenial juga tidak hanya di Jakarta saja namun tersebar hingga pelosok daerah di Tanah Air.
"Padahal di daerah-daerah banyak potret anak muda yang selama ini tidak tercover dan mereka sangat penting untuk Pemilu 2024," kata August Mellasz.
Baca Juga: Data Pemilih Nasional, 12 Juta Pemilih Belum Padan, KPU: Menjadi Tugas KPU untuk Menganalisa
Kepala Biro Pikiran-Rakyat.com Jakarta Aldiro Syahrian mengatakan kolaborasi menjadi salah satu kunci untuk melawan konten negatif dan informasi liar di media sosial.
PRMN dengan kekuatan jaringan 700 media serta memiliki akun ratusan akun media sosial berkomitmen untuk menciptakan ruang digital yang beretika sekaligus menjernihkan informasi.
Artikel Rekomendasi